Apakah anda merindukan untuk dapat memperoleh
penghasilan tambahan/sampingan? apakah anda merindukan untuk dapat
bekerja dari rumah sehingga anda dapat lebih banyak menghabiskan waktu
anda bersama keluarga, istri, maupun anak anak anda daripada waktu yang
anda habiskan di kantor? Apakah anda merasa bosan menjalani rutinitas
anda sehari hari dengan harus bangun pagi pagi dan terjebak kemacetan di
saat berangkat ke kantor? Apalagi jika penghasilan yang anda peroleh
hanya cukup dan pas pas an untuk menutupi kebutuhan anda dan keluarga
setiap bulan tanpa bisa menyisihkan sebagian untuk di investasikan atau
dijadikan modal untuk memulai suatu usaha/bisnis. Apakah anda ingin
mendapatkan penghasilan tambahan selagi anda bekerja di kantor atau
sedang mengerjakan bisnis anda yang lainnya? Apakah anda ingin memiliki
meja kerja seperti di bawah ini dimana anda bisa bekerja hanya dengan
berada di rumah atau bahkan meja kerja anda tersebut hanya berjarak 2
meter dari tempat tidur anda?
Semua orang pasti menjawab “YA”, namun tidak semua
orang tahu bagaimana cara nya, dan walaupun tahu, tidak semua orang
berani untuk memulainya atau bahkan tidak mau mencari tahu dan belajar
untuk mengetahui bagaimana cara memulainya. (Untuk tipe orang yg saya
sebutkan terakhir, yaitu orang yang tidak mau mencari tahu, tidak mau
tahu dan tidak mau belajar, sebaiknya tidak perlu membuang waktu untuk
membaca lebih lanjut karena apa yang akan saya utarakan ini hanya lah
sebuah kesia siaan bagi mereka karena orang2 seperti itu merupakan orang
yang tidak memiliki harapan dan mimpi (Dream) yang ingin diraihnya di
masa depan.
Tidak peduli apa profesi anda, pekerjaan anda
maupun status anda. Apakah anda seorang Pengusaha, Pejabat, Pensiunan,
Ibu Rumah Tangga, PNS, Pegawai, Karyawan, Direktur, Komisaris, Salesman,
Mahasiswa, Profesional, Dokter, Pengacara, Akuntan, Dosen, Guru,
Arsitek, Desainer, Freelance, maupun Pengangguran sekalipun. Karena
Peluang untuk berhasil di bidang ini, tidak melihat siapa anda dari
status sosial maupun modal yang anda miliki. Tetapi yang menentukan
sukses atau tidaknya anda adalah Kemauan anda untuk Belajar dan
Bertindak. Cukup Simple bukan? Bahkan tidak mustahil apabila
investasi/bisnis ini yang tadinya hanya memberikan penghasilan
sampingan/ tambahan bagi anda, nanti nya akan menjadi penghasilan
pokok/utama anda.
Kenapa mesti berinvestasi..?
Setiap
orang perlu berinvestasi untuk meningkatkan kemakmuran. Suatu hal yang
yang mudah dilaksanakan. Investasi juga bukan untuk orang yang berdompet
tebal saja, tetapi asalkan mempunyai kelebihan pendapatan setelah
menutupi kebutuhan sehari-hari anda sudah layak menjadi kandidat orang
yang berinvestasi atau nama kerennya investor. Semoga dasar-dasar investasi berikut bisa membantu anda menuju kemakmuran secara finansial.
Investasi diartikan
sebagai penanaman uang atau aset di suatu perusahaan atau proyek untuk
tujuan memperoleh keuntungan. Pada dasarnya investasi adalah membeli
suatu aset yang diharapkan di masa datang dapat dijual kembali dengan
nilai yang lebih tinggi. Investasi juga dapat dikatakan sebagai suatu
penundaan konsumsi saat ini untuk konsumsi masa depan. Harapan pada
keuntungan di masa datang merupakan kompensasi atas waktu dan risiko
yang terkait dengan suatu investasi yang dilakukan.
Seseorang tentunya harus memikirkan masa depan dimana pada saat
kebutuhan hidup terus meningkat, kebutuhan yang dimaksud dapat berupa
pendidikan, sarana transportasi, kesehatan, tempat tinggal, kebutuhan
untuk rekreasi, ibadah, hingga kebutuhan untuk masa tidak produktif.
Dengan berlatar belakang hal tersebut maka seseorang menyisihkan
sebagian dari pendapatannya di masa produktif dan meng-investasikannya
untuk masa dimana sudah kurang produktif.
Ada
banyak pilihan dalam berinvestasi, diantaranya yaitu membuka deposito,
menabung, membeli tanah dan bangunan, obligasi, membeli emas, saham, dan
lain-lain. Secara umum bentuk aset yang di Investasikan terbagi menjadi
dua jenis yaitu:
Investasi Riil yaitu menginvestasikan sejumlah dana tertentu pada aset berwujud, seperti halnya tanah, emas, bangunan, emas, dan lain-lain.
Investasi Finansial
yaitu menginvestasikan sejumlah dana tertentu pada aset finansial,
seperti halnya deposito, saham, obligasi, dan lain-lain. Dalam hal ini
surat berharga yang diperdagangkan atau yang sering disebut dengan efek
adalah berupa saham. Menurut Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang pasar
modal, definisi dari bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan
penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan
memperdagangkan efek diantaranya. Di Indonesia, perdagangan saham
dilakukan di Bursa Efek Indonesia. Tidak semua perusahaan dapat langsung
mengeluarkan suatu efek (saham), oleh sebab itu perusahaan yang ingin
menerbitkan efek harus memenuhi kriteria ataupun peraturan-peraturan
yang ada sebelum menerbitkan suatu efek.
Investasi sangat penting bagi kita demi kepentingan masa depan dimana
jika kita sudah memasuki usia non produktif maka kita dapat menikmati
hasil investasi yang sudah kita tanam bahkan memungkinkan kita untuk
memasuki quadrant finansial freedom. Seorang pakar International
Investasi Robert Kiyosaki dalam bukunya “CASHFLOW Quadrant”, menggambarkan ada empat kuadran yang mungkin menjadi sumber penghasilan seseorang
Huruf dalam masing-masing kuadran mewakili: CASHFLOW Quadrant mewakili berbagai metode yang berlainan untuk mendapatkan uang atau penghasilan. Sebagai contoh, seorang “E” mendapat uang dengan bekerja untuk orang lain atau perusahaan. Orang-orang “S” mendapat uang dengan bekerja untuk diri sendiri. Seorang “B” memiliki usaha yang menghasilkan uang, dan “I” mendapatkan uangnya dari berbagai investasi mereka – dengan kata lain, uang menghasilkan uang yang lebih banyak.
Seorang “E” (pegawai) bisa merupakan
presiden direktur perusahaan atau tukang sapu perusahaan. Yang
terpenting bukanlah apa yang mereka lakukan, tapi perjanjian mengikat
yang mereka miliki dengan orang atau organisasi yang mempekerjakan
mereka.
Dalam kelompok “S” (pekerja lepas) kita menemukan “profesional” berpendidikan tinggi yang menghabiskan waktu bertahun-tahun di bangku sekolah, seperti misalnya dokter, pengacara, dan akuntan. Juga dalam kelompok ini terdapat orang-orang yang mengambil jalur pendidikan di luar, atau di samping, aliran tradisional. Kelompok ini meliputi wiraniaga dan pemilik bisnis kecil seperti pemilik toko eceran, pemilik restoran, kontraktor, konsultan, ahli terapi, agen perjalanan, montir mobil, tukang ledeng, tukang kayu, tukang listrik, penata rambut, dan artis.
Seorang “B” nyaris merupakan lawan dari “S.” Mereka senang mengitari diri mereka dengan orang-orang pandai dari keempat kategori. Tidak seperti “S” yang tak suka mendelegasikan pekerjaan (karena menganggap tidak ada yang bisa melakukannya dengan lebih baik), seorang “B” sejati suka mendelegasikan pekerjaan.
Perbedaan utama antara “S” dan “B” adalah, seorang “S” memiliki sebuah pekerjaan sedangkan seorang “B” memiliki sebuah sistem dan kemudian menyewa orang-orang yang berkompeten untuk menjalankan sistem itu. Atau dengan cara lain bisa dikatakan, dalam banyak kasus “S” adalah sistemnya. Itu sebabnya mereka tidak bisa pergi meninggalkan bisnisnya untuk waktu yang lama.
Sebaliknya, mereka yang merupakan “B” sejati bisa meninggalkan usaha mereka selama satu tahun atau lebih, dan pada saat kembali menemukan bisnis mereka lebih menguntungkan serta berjalan lebih baik dibanding ketika mereka tinggalkan. Dalam bisnis jenis “S” murni, jika sang “S” pergi selama satu tahun atau lebih, kemungkinan besar takkan ada bisnis yang tersisa ketika mereka kembali.
Pemilik bisnis “B” bisa berlibur selamanya karena mereka memiliki sebuah sistem, bukan sebuah pekerjaan. Jika “B” sedang berlibur, uangnya masih mengalir masuk. Sangat banyak orang yang bisa membuat burger lebih enak dari McDonald’s, tapi hanya McDonald’s yang mempunyai sistem yang telah menyajikan miliaran burger. Bill Gates dari Microsoft tidak membuat produk hebat. Ia membeli produk orang lain dan membangun sistem global yang canggih di sekitarnya.
“I” (investor) membuat uang dengan uang. Mereka tak perlu bekerja karena uang mereka bekerja untuk mereka. Kuadran “I” adalah arena bermain golongan kaya. Di kuadran manapun orang menghasilkan uang, jika berharap suatu hari akan kaya, mereka pada akhirnya harus memasuki kuadran “I”. Di dalam kuadran “I” inilah uang diubah menjadi kekayaan.
Dalam kelompok “S” (pekerja lepas) kita menemukan “profesional” berpendidikan tinggi yang menghabiskan waktu bertahun-tahun di bangku sekolah, seperti misalnya dokter, pengacara, dan akuntan. Juga dalam kelompok ini terdapat orang-orang yang mengambil jalur pendidikan di luar, atau di samping, aliran tradisional. Kelompok ini meliputi wiraniaga dan pemilik bisnis kecil seperti pemilik toko eceran, pemilik restoran, kontraktor, konsultan, ahli terapi, agen perjalanan, montir mobil, tukang ledeng, tukang kayu, tukang listrik, penata rambut, dan artis.
Seorang “B” nyaris merupakan lawan dari “S.” Mereka senang mengitari diri mereka dengan orang-orang pandai dari keempat kategori. Tidak seperti “S” yang tak suka mendelegasikan pekerjaan (karena menganggap tidak ada yang bisa melakukannya dengan lebih baik), seorang “B” sejati suka mendelegasikan pekerjaan.
Perbedaan utama antara “S” dan “B” adalah, seorang “S” memiliki sebuah pekerjaan sedangkan seorang “B” memiliki sebuah sistem dan kemudian menyewa orang-orang yang berkompeten untuk menjalankan sistem itu. Atau dengan cara lain bisa dikatakan, dalam banyak kasus “S” adalah sistemnya. Itu sebabnya mereka tidak bisa pergi meninggalkan bisnisnya untuk waktu yang lama.
Sebaliknya, mereka yang merupakan “B” sejati bisa meninggalkan usaha mereka selama satu tahun atau lebih, dan pada saat kembali menemukan bisnis mereka lebih menguntungkan serta berjalan lebih baik dibanding ketika mereka tinggalkan. Dalam bisnis jenis “S” murni, jika sang “S” pergi selama satu tahun atau lebih, kemungkinan besar takkan ada bisnis yang tersisa ketika mereka kembali.
Pemilik bisnis “B” bisa berlibur selamanya karena mereka memiliki sebuah sistem, bukan sebuah pekerjaan. Jika “B” sedang berlibur, uangnya masih mengalir masuk. Sangat banyak orang yang bisa membuat burger lebih enak dari McDonald’s, tapi hanya McDonald’s yang mempunyai sistem yang telah menyajikan miliaran burger. Bill Gates dari Microsoft tidak membuat produk hebat. Ia membeli produk orang lain dan membangun sistem global yang canggih di sekitarnya.
“I” (investor) membuat uang dengan uang. Mereka tak perlu bekerja karena uang mereka bekerja untuk mereka. Kuadran “I” adalah arena bermain golongan kaya. Di kuadran manapun orang menghasilkan uang, jika berharap suatu hari akan kaya, mereka pada akhirnya harus memasuki kuadran “I”. Di dalam kuadran “I” inilah uang diubah menjadi kekayaan.
Itulah
CASHFLOW Quadrant, yang sebenarnya hanya memaparkan perbedaan tentang
cara memproleh penghasilan, entah itu sebagai “E” (pegawai), “S”
(pekerja lepas), “B” (pemilik usaha), atau “I” (penanam modal).
Perbedaan pokok keempat kuadran itu terangkum di bawah ini:E : Anda adalah pegawai yang bekerja untuk orang lain atau perusahaan.S : Anda memiliki pekerjaan dan Anda terikat dengan pekerjaan itu.B : Anda memiliki sistem dan orang lain bekerja untuk Anda.I : Uang bekerja untuk Anda.
Sebagian besar dari kita pernah mendengar bahwa rahasia memperoleh kekayaan besar adalah 1. OPT – Other People’s Time (Waktu Orang Lain). 2. OPM – Other People’s Money (Uang Orang Lain). OPT dan OPM ditemukan di sisi kanan Quadrant. Kebanyakan orang yang bekerja di sisi kiri Quadrant adalah OP (Other People) yang waktu dan uangnya dipergunakan oleh mereka yang berada di sisi kanan Quadrant. Di sisi kiri, para “E” dan “S” mungkin memiliki keamanan pekerjaan. Tapi, hanya dengan menjadi “B” atau “I” di sisi kanan Quadrant-lah Anda akan meraih kemanan dan kemudian kebebasan finansial.
Dengan memilih bisnis jenis “B”, bukannya bisnis jenis “S”, Anda akan
memperoleh keuntungan jangka panjang menggunakan “waktu orang lain”.
Salah satu kelemahan menjadi “S” yang berhasil adalah: keberhasilan itu
berarti harus bekerja lebih keras. Dengan kata lain, pekerjaan yang
bagus menghasilkan kerja yang lebih keras dan jam kerja yang lebih
panjang.
Dalam merancang bisnis di sisi kanan Quadrant, sukses berarti
meningkatkan sistem dan melibatkan lebih banyak orang. Dengan kata lain,
kita bekerja lebih sedikit, menghasilkan uang lebih banyak, dan
menikmati lebih banyak waktu luang. Di seluruh Quadrant dibutuhkan
kecerdasan finansial. Jika ingin beroperasi di sisi kanan Quadrant,
yaitu sisi “B” dan “I”, Anda harus lebih pandai daripada jika memilih
diam di sisi kiri Quadrant sebagai “E” dan “S”. Untuk menjadi “B” atau
“I”, Anda harus bisa mengendalikan ke arah mana cash flow Anda mengalir.
Jadi, yang penting bukanlah terutama tentang berapa banyak uang yang
Anda hasilkan, tapi lebih mengenai berapa banyak uang yang Anda simpan,
seberapa keras uang itu bekerja untuk Anda, dan berapa banyak generasi
yang bisa Anda hidupi dengan uang itu. Itulah yang disebut kecerdasan
finansial.
Beberapa tahun lalu, sebuah artikel menuliskan bahwa sebagian besar orang kaya menerima 70% penghasilan mereka dari investasi, atau dari kuadran “I”, dan kurang dari 30%-nya dari gaji, atau dari kuadran “E”. Dan jika bekerja sebagai “E”, maka kemungkinan besar mereka adalah pegawai perusahaan mereka sendiri. Bagi kebanyakan orang lain, yaitu golongan miskin dan kelas menengah, setidaknya 80% penghasilan mereka berasal dari gaji di kuadran “E” atau “S” dan kurang dari 20% berasal dari investasi, atau dari kuadran “I”.
Banyak orang percaya bahwa hanya dengan menghasilkan lebih banyak uang, masalah finansial mereka akan selesai. Tapi, dalam banyak kasus, hal ini malah hanya menimbulkan masalah keuangan yang lebih besar. Alasan utama orang mempunyai masalah keuangan adalah karena mereka tidak pernah mendapat pelajaran tentang pengelolaan cash flow. Tanpa latihan ini mereka akhirnya mendapat masalah keuangan, lalu mereka bekerja lebih keras dengan keyakinan bahwa lebih banyak uang akan memecahkan masalah mereka.
Bagi Anda yang ingin berhasil di Era Informasi, semakin cepat mulai mengembangkan kecerdasan finansial serta emosional untuk berpikir dalam pola ini, semakin cepat Anda akan merasa lebih aman secara finansial dan menemukan kebebasan finansial. Dalam dunia di mana terdapat semakin sedikit keamanan pekerjaan, pola cash flow ini terasa lebih masuk akal. Dan untuk mencapai pola ini Anda perlu melihat dunia dari sisi “B” dan “I”, tidak hanya dari kuadran “E” dan “S” saja. Di Era Informasi, gagasan kerja keras tidak mempunya arti yang sama dengan Era Agraria dan Era Industri. Di Era Informasi, orang yang bekerja fisik paling keras akan dibayar paling sedikit. Jadi, ungkapan “pakai otak, jangan pakai otot” maksudnya bukan memakai otak di kuadran “E” dan “S”. Yang dimaksud adalah memakai otak di kuadran “B” dan “I”. Itulah pola berpikir Era Informasi, yang membuat kecerdasan finansial dan emosional sangat penting saat ini seperti halnya di masa depan, dan mengharuskan kita agar belajar lebih banyak tentang investasi karena hanya bidang investasilah yang bisa membuat kita berada pada posisi kebebasan finansial.
Beberapa tahun lalu, sebuah artikel menuliskan bahwa sebagian besar orang kaya menerima 70% penghasilan mereka dari investasi, atau dari kuadran “I”, dan kurang dari 30%-nya dari gaji, atau dari kuadran “E”. Dan jika bekerja sebagai “E”, maka kemungkinan besar mereka adalah pegawai perusahaan mereka sendiri. Bagi kebanyakan orang lain, yaitu golongan miskin dan kelas menengah, setidaknya 80% penghasilan mereka berasal dari gaji di kuadran “E” atau “S” dan kurang dari 20% berasal dari investasi, atau dari kuadran “I”.
Banyak orang percaya bahwa hanya dengan menghasilkan lebih banyak uang, masalah finansial mereka akan selesai. Tapi, dalam banyak kasus, hal ini malah hanya menimbulkan masalah keuangan yang lebih besar. Alasan utama orang mempunyai masalah keuangan adalah karena mereka tidak pernah mendapat pelajaran tentang pengelolaan cash flow. Tanpa latihan ini mereka akhirnya mendapat masalah keuangan, lalu mereka bekerja lebih keras dengan keyakinan bahwa lebih banyak uang akan memecahkan masalah mereka.
Bagi Anda yang ingin berhasil di Era Informasi, semakin cepat mulai mengembangkan kecerdasan finansial serta emosional untuk berpikir dalam pola ini, semakin cepat Anda akan merasa lebih aman secara finansial dan menemukan kebebasan finansial. Dalam dunia di mana terdapat semakin sedikit keamanan pekerjaan, pola cash flow ini terasa lebih masuk akal. Dan untuk mencapai pola ini Anda perlu melihat dunia dari sisi “B” dan “I”, tidak hanya dari kuadran “E” dan “S” saja. Di Era Informasi, gagasan kerja keras tidak mempunya arti yang sama dengan Era Agraria dan Era Industri. Di Era Informasi, orang yang bekerja fisik paling keras akan dibayar paling sedikit. Jadi, ungkapan “pakai otak, jangan pakai otot” maksudnya bukan memakai otak di kuadran “E” dan “S”. Yang dimaksud adalah memakai otak di kuadran “B” dan “I”. Itulah pola berpikir Era Informasi, yang membuat kecerdasan finansial dan emosional sangat penting saat ini seperti halnya di masa depan, dan mengharuskan kita agar belajar lebih banyak tentang investasi karena hanya bidang investasilah yang bisa membuat kita berada pada posisi kebebasan finansial.
Yang Harus Anda Lakukan Sebelum Berinvestasi
1. Pastikan semua hutang terbayar, sebab hutang akan cepat berlipat ganda akibat efek akumulasi dan melilit kantung anda.
2. Pastikan anda terproteksi dengan asuransi.
Asuransi sangat penting untuk melindungi anda dan keluarga dari
peristiwa tidak terduga yang bisa menghancurkan rencana keuangan,
seperti biaya pengobatan, kematian sang pencari nafkah. Investasi yang
direncanakan bisa berantakan akibat peristiwa yang tidak diinginkan.
3. Siapkan dana taktis untuk keperluan mendadak.
4. Jangan lupa sisihkan dulu buat pengeluaran rutin bulanan seperti buat makanan, transportasi, pendidikan dll.
Semakin
besar dana yang anda sisihkan untuk investasi semakin baik, dengan
target sekitar 10% dari pedapatan. Besar atau kecil prosentase tidak
jadi masalah asalkan anda bisa berinvestasi secara rutin. Anda bisa
fleksible untuk hal ini, yang penting jangan sampai investasi
menyebabkan anda menghentikan kegiatan yang anda sukai seperti nonton di
bioskop, atau ngajak pacar makan malam. Letakkan diri anda diatas
investasi. Dan jadikan investasi aktivitas yang menyenangkan!
Sarana Tabungan Jangka Pendek
· Jasa Giro. Jasa
giro merupakan produk perbankan yang memberikan bunga terendah,
berkisar sekitar 3-4% p.a. Biasanya dipakai perusahaan untuk mempermudah
transaksi pembayaran.
· Tabungan. Tabungan layanan perbankan yang memberikan bunga diatas jasa giro, dan bisa diambil setiap saat.
· Deposito. Deposito
bunganya lebih tinggi tabungan, akan tetapi mesti disimpan untuk jangka
waktu tertentu. Jika dicairkan sebelum jatuh tempo biasanya dikenakan
pinalti.
· Reksadana Pasar Uang. Reksadana
Pasar Uang yaitu reksadana yang berinvestasi pada pasar uang seperti
Deposito, SBI dan obligasi jangka pendek. Biasanya tingkat pengembalian
reksadana pasar uang lebih tinggi dari jasa giro tapi lebih rendah dari
Deposito, akan tetapi bisa dicairkan setiap saat.
Sarana Investasi Jangka Panjang
· Obligasi. Obligasi kadang-kadang disebut sekuritas pendapatan tetap karena
memberikan pendapatan yang ‘tetap’ sebagai mana diatur ketika obligasi
tersebt dikeluarkan. Obligasi banyak jenisnya dan akan dibahas lebih
mendalam pada bagian Obligasi. Obligasi mirip dengan deposito cuma saja dikelurkan oleh pemerintah atau perusahaan.
· Saham. Saham
merupakan cara lain untuk memiliki bagian dari suatu unit usaha. Sebuah
saham mewakili proporsi kepemillikan tertentu pada suatu perusahaan.
Nilai pasar suatu saham naik dan turun mengikuti perubahan nilai
perusahaan tersebut.
· Reksadana. Pada
reksadana, investor mengumpulkan uang untuk dikelola oleh manajer
investasi , yang akan memutuskan untuk membeli saham, obligasi dan
instrument lain yang dianggap layak dan memberikan tingkat pengembalian
terbaik dengan resiko tertentu. Reksadana akan dibahas lebih
lanjut pada bagian Reksadana.
Kesalahan umum yang mesti dihindari…
1. Tidak melakukan apa-apa. Memang
tidak ada jaminan bahwa pasar akan naik setelah anda mulai
berinvestasi. Tapi yang pasti , tanpa melakukan apa-apa dijamin anda
tidak akan mendapatkan masa pensiun yang menyenangkan.
2. Telat memulai. Telat
mulai merupakan dosa kedua dalam berinvestasi. Semakin awal anda mulai,
semakin baik masa depan anda. Hal ini bisa dibuktikan melalui tabel
pada sulap akumulasi
3. Berinvestasi Sebelum Melunasi Tagihan Kartu Kredit. Investasi
anda jadi tidak berarti jika pendapatan anda terus digerogoti bunga
kartu kredit. Bunga tagihan kartu kredit luar biasa mahalnya, berkisar
antara 24-36% p.a. Bayar dulu tagihan kartu kredit anda baru
berinvestasi !
4. Investasi untuk Jangka Pendek. Sisihkan
dana jangka pendek saja untuk instrumen jangka pendek. Untuk investasi
di pasar modal, pastikan dana ini tidak akan anda butuhkan setidaknya
3-5 tahun ke depan
5. Cari aman. Kalau
anda masih sangat muda, mayoritas investasi harus di pasar modal.
Karena punya waktu yang sangat panjang, investor muda punya kesempatan
untuk memanfaatkan setiap koreksi tajam di pasar dan mengambil
keuntungan untuk jangka panjang. Walau sejalan dengan umur anda mungkin
butuh obligasi yang memberikan pendapatan yang tetap. Saham mesti
mendapat porsi mayoritas.
6. Terlalu berspekulasi. Tidak
setiap instrument investasi cocok untuk setiap orang. Anda akan coba
cari jenis investasi yang cocok dengan profil psikologis investasi anda . Walaupun anda seorang yang super berani, tidak sepatutnya menempatkan semua uang pada satu saham yang sangat spekulatif.
7. Terlalu sering bertransaksi. Investor yang terlalu suka trading sering
terjebak dengan psikologis pasar sehingga menjual ketika harga rendah
dan beli ketika harga tinggi. Selain akan menambah biaya investasi,
investor yang suka trading cenderung untuk kehilangan potensi keuntungan jangka panjang.
Proses Investasi
Tanpa
sadar sebenarnya setiap orang telah melakukan investasi. Anak kecil
berinvestasi mengorbankan waktu mainnya untuk belajar agar pintar,
seorang ibu berinvestasi dengn mendidik anak agar jadi orang yang
berguna. Semua orang melakukan investasi. Setiap anda mengorbankan
sesuatu yang anda miliki sekarang dengan harapan memperoleh yang lebih
baik dimasa mendatang, anda telah berinvestasi. Anda berinvestasi pada
saham, obligasi dan reksadana karena mengharapkan kenaikan nilainya
dimasa mendatang.
Time Value of Money (Nilai uang menurut waktu)
Nilai
uang berubah tergantung pada waktu dimana anda memiliki control atas
uang tsb. dan menginvestasikannya. Waktu merupakan elemen penting dalam
menentukan nilai uang. Kalau seseorang berhutang Rp. 100,000, apakah
anda ingin dilunasi hari ini atau satu tahun lagi..? Jawabannya pasti
hari ini ! Sebab ‘daya beli’ Rp. 100,000 sekarang akan berbeda dengan
satu tahun kemudian. Perubahan ini terjadi karena inflasi. Inflasi
merupakan istilah ekonomi untuk kenaikan hargaharga secara menyeluruh.
Misalkan angka inflasi rata-rata 5%, berarti nilai barang rata-rata naik
sebanyak 5%, sehingga ‘daya beli’ atau nilai uang Rp. 100,000 sekarang
akan berkurang 5% menjadi Rp. 95,000 satu tahun berikutnya. Dan apabila
anda memperoleh uang tadi sekarang, dan diinvestasikan pada deposito
dengan bunga 10%, maka satu tahun kemudian Rp. 100,000 akan menjadi Rp.
110,000.
Real Return (Tingkat pengembalian riil)
Kalau
investasi anda tumbuh 10% dalam satu tahun, bukan berarti nilai uang
anda juga tumbuh 10%. Pertama hasil investasi tersebut harus dikurangi
pajak dahulu. Misalkan setelah dikurangi pajak masih bersisa sekitar 8%,
hasil tersebut masih tergerus oleh berkurangnya daya beli akibat
inflasi, jika inflasi untuk tahun tersebut sekitar 5% maka real return (tingkat pengembalian riil) adalah 3%.
Investasi vs Spekulasi
Mungkin
masih banyak yang bingung membedakan investasi dan spekulasi. Benar,
keduanya sama-sama memiliki resiko, tidak ada yang salah dengan
pernyataan tersebut. Tapi bagaimana membedakan antara investasi dan
spekulasi..? Ketika berinvestasi anda menempatkan sebagian simpanan pada
instrument yang mengandung resiko untuk mengharapkan apresiasi nilai
dalam jangka panjang.
Sementara
ketika spekulasi menjanjikan keuntungan dalam jangka pendek yang sangat
jarang menjadi kenyataan dan tidak pernah memberikan manfaat dalam
jangka panjang. Jika anda secara tidak sengaja mendegar percakapan bahwa
saham A akan ‘terbang’ dalam jangka pendek, lalu keesokan harinya
membeli saham tsb. lewat broker, anda telah berspekulasi (berjudi) Apa
yang anda ketahui tentang A, apa yang mereka jual? berapa angka
penjualannya? berapa keuntunganya? apakah anda kenal dengan kompetitor
A?
Banyak
hal yang mesti anda tanyakan tetang A, sebelum merelakan uang yang anda
peroleh dengan susah payah pada sebuah saham. Sederhananya menurut kami
anda berspekulasi (berjudi) jika merelakan uang anda pada suatu hal
yang anda tidak mengerti. Dan ingat, untuk setiap uang yang anda
spekulasi dan hilangkan, tidak akan pernah ada manfstrongaat yang akan
anda terima dimasa mendatang.
Perencanaan dan Menetapkan Tujuan
Agar sukses setiap pekerjaan memerlukan rencana dan sasaran yang jelas. Begitu juga berinvestasi .
Sebelum terjun lebih jauh banyak hal yang mesti anda pertanyakan a.l
· Apa tujuan investasi…?
· Berapa lama jangka waktu investasi …?
· Berapa jumlah uang yang dikumpulkan..?
Setelah
mendapatkan gambaran kasar tentang jumlah yang ingin anda peroleh dan
jangka waktu investasi baru anda merencanakan instrument investasi yang
akan dipakai untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang direncanakan.
Menentukan Gaya Investasi
Jika
Tsun Tzu berkata ‘sebelum mengalahkan musuh, kenali dulu diri anda’ .
Maka kami berkata, sebelum berinvestasi kenali gaya investasi anda.
Ya..benar.. ! kenali gaya investasi anda sebelum mencapai tujuan
investasi. Ada dua hal yang mesti anda ketahui untuk mengetahui gaya
investasi anda, pertama: toleransi terhadap resiko, kedua; waktu yang
anda dedikasikan untuk investasi.
Resiko. Seberapa
nyaman anda mengetahui bahwa investasi anda berubah setiap saat, kadang
kearah yang anda tidak sukai? Anda mesti mempertimbangkan seberapa
nyaman anda melihat investasi turun 50, 60, 70 hingga 80% dalam jangka
pendek sambil menunggu apresiasi jangka panjang.
Ada berbagai tingkatan resiko, mulai dari obligasi pemerintah yang sering anggap sebagai investasi bebas resiko (risk-free investment) karena
dijamin pemerintah hingga komoditi dan option dimana anda bisa
kehilangan semua uang yang anda miliki. Obligasi pemerintah dan deposito
dijamin oleh pemerintah. Akan tetapi untuk investasi saham tidak ada
jaminan investasi anda akan berjalan mulus, atau tidak ada jaminan anda
akan mendapatkan uang. Akan tetapi jika anda memilih bisnis yang tepat,
pada harga yang tepat dan memegang untuk jangka panjang, keberuntungan
akan berpihak pada anda.
Waktu. Faktor
utama tentang waktu adalah: kapan anda memerlukan uang tsb kembali?
Kapan anda membutuhkan uang tsb akan sangat menentukan pilihan
investasi. Saham mungkin menjanjikan untuk jangka panjang, akan tetapi
dalam jangka pendek fluktuasi harga bisa sangat mengerikan.
MENGENAL PASAR MODAL
Banyak
dari kita masih sangat awam dengan pasar modal…tapi nggak usah minder
duluan …sebab wajar pasar modal belum banyak dikenal oleh masyarakat
luas karena perkembangannya yang masih sangat dini. Masih banyak
pekerjaan rumah yang mesti di lakukan oleh segenap insan pasar modal
Indonesia sebelum memasyarakatkan pasar modal dan menjadikan pasar modal
sebagai alternatif utama investasi lainnya, seperti yang telah
berkembang di negara maju AS.
Secara
makro, laju inflasi, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran,
tingkat suku bunga, dan nilai tukar mata uang lokal terhadap asing
merupakan beberapa indikator yang digunakan untuk menilai perekonomian
suatu negara. Sementara secara mikro indikator yang digunakan untuk
menilai suatu perusahaan a.l : penjualan bersih, laba bersih, dan
kemampuan perusahaan membayar hutang dalam jangka pendek adalah
beberapa. Perusahaan dapat disebut sebagai salah satu pelaku ekonomi
selain pemerintah, dimana perkembangannya sangat menentukan perekonomian
suatu negara. Pertanyaan yang timbul kemudian adalah bagaimana melihat
perusahaan-perusahaan di suatu negara yang mempengaruhi perekonomian di
negara tersebut?
Jawabannya adalah Pasar Modal.
Pasar Modal
merupakan representasi yang tepat untuk menilai kondisi
perusahaan-perusahaan di suatu negara karena hampir semua industri
terwakili didalamnya. Oleh karena itu perkembangan perkonomian suatu
negara terkadang diukur dari perkembangan pasar modal di negara
tersebut. Pasar modal dapat dikatakan sebagai pintu pertama untuk
melihat industri-industri yang ada dalam suatu negara.
Dari
penjelasan di atas kemudian muncul pertanyaan baru seperti; apa itu
pasar modal, bagaimana mekanisme yang terjadi di pasar modal, dan
instrumen-instrumen apa saja yang diperdagangkan di pasar modal
khususnya pasar modal Indonesia. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di
atas, maka wacana-wacana berikut ini akan mendiskripsikan hal-hal
penting mengenai pasar modal khususnya pasar modal Indonesia.
Pasar modal atau capital market merupakan sebuah aktivitas
sebagaimana pasar pada umumnya. Hanya saja dalam pasar modal aktivitas
pertemuan antara para pemilik modal dan pihak yang membutuhkan modal,
dengan perantaraan broker atau pialang efek. Pemilik modal adalah mereka
atau pihak yang memiliki modal atau yang lazim disebut sebagian
investor, sedangkan yang membutuhkan modal adalah perusahaan atau pihak
yang akan menjual saham, obligasi atau instrumen pasar modal lainnya.
Instrumen-instrumen keuangan yang diperjualbelikan di pasar modal
seperti saham, obligasi, waran, right, obligasi konvertibel, dan
berbagai produk turunan (derivatif) seperti opsi (put atau call). Karena
pasar modal merupakan sebuah pasar dari instrumen keuangan jangka
panjang, memiliki peranan yang sangat penting bagi perekonomian suatu
negara. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal
menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan
yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang
memerlukan dana (issuer/emiten).
Sejarah Pasar Modal Indonesia
Pasar modal di Indonesia boleh dikatakan telah memiliki umur yang
cukup panjang dan mungkin tidak banyak orang tahu kalau Pasar Modal
Indonesia adalah yang tertua di Asia Tenggara, sedangkan untuk Asia
adalah yang keempat setelah Bombay (1830), Hongkong (1871) dan Tokyo
(1871). Dari segi prestasi, paling tidak majalh TIME pada tahun 1991
pernah menurunkan tajuk yg memuat tiga Pasar Modal negara berkembang
yang dinilai paling dinamis di dunia. Salah satunya adalah Pasar Modal
Indonesia yang disebut sebagai The Fastest Growing Capital Market in
Asia. Setelah itu beberapa kali mencatatkan diri sebagai salah satu
Pasar Modal dengan profitabilitas tertinggi. Tidak heran jika pasar
Indonesia menjadi incaran banyak pemilik modal besar termasuk di
dalamnya Hedge Fund.
Sejarah Pasar Modal Indonesia mencatatkan kegiatan jual beli efek
telah dimulai sejak awal abad ke-19, saat Indonesia masih di bawah
penjajahan Belanda. Bursa efek dibuka untuk menampung aktivitas
perdagangan yang makin hari makin dinamis, antara lain di Batavia dan
kemudian disusul dengan pembukaan bursa di Semarang dan Surabaya. Efek
yang diperdagangkan di bursa saat itu, antara lain:
saham dan obligasi perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia,
obligasi pemerintah (propinsi dan kotapraja), sertifikat saham
perusahaan-perusahaan Amerika yang diterbitkan oleh kantor administrasi
di negeri Belanda, serta efek perusahan Belanda lainnya. Menyusul
pecahnya Perang Dunia II yang mengakibatkan suhu politik di Eropa
memanas, pemerintah Belada memutuskan penghentian kegiatan efek di
Indonesia ditandai dengan ditutupnya tiga bursa yang ada. Praktis,
aktivitas pasar modal terhenti mulai saat itu.
Kembali aktifnya pasar modal Indonesia ditandai dengan dikeluarkannya
obligasi pemerintah Indonesia tahun 1950. Efek yang diperdagangkan
masih berupa saham dan obligasi yang diperdagangkan sebelum Perang Dunia
II dan para pelaku pasar pun sebagian besar adalah warga Belanda, baik
perorangan maupun badan hukum. Perdagangan aktif bursa hanya berlangsung
sementara karena hubungan memburuk Indonesia-Belanda, terutama
disebabkan oleh sengketa menyangkut Irian Jaya. Para pelaku pasar mulai
meninggalkan bursa Indonesia yang saat itu memiliki country risk yang cukup tinggi.
Perkembangan pasar modal di Indonesia periode 1977-1987 sempat
mengalami kelesuan karena para pelaku pasar masih menganggap persyaratan
untuk emisi saham dan obligasi terlalu kuat dan adanya batasan
fluktuasi saham, walaupun saat itu pemerintah sudah memberikan kemudahan
berupa fasilitas perpajakan yang berusaha merangsang minat masyarakat
untuk berperan di pasar modal. Untuk menanggulangi kelesuan itu,
pemerintah menanggapinya dengan mengeluarkan beberapa paket kebijakan.
Berturut-turut paket kebijakan itu adalah Paket Kebijakan Desember
1987, Paket Kebijakan Oktober 1988, dan Paket Kebijakan Desember 1988.
Paket Kebijakan Desember 1987 (Pakdes 1987) menyederhanakan
syarat-syarat emisi saham dan obligasi serta mencabut batasan fluktuasi
saham sehingga diharapkan pelaku pasar dengan mudah bisa masuk ke bursa
dan bermain dengan kesempatan mendapat keuntungan tak terbatas.
Selanjutnya pada Pakto 88, pemerintah mengatur 3L (Legal, Lending, Limit)
untuk sektor perbankan sehingga ada perlakuan yang sama antara pasar
modal dengan sektor perbankan. Dorongan lebih jauh yang diberikan untuk
pasar modal semakin terlihat melalui Pakdes 88 yang membuka peluang
sebesar-besarnya bagi swasta untuk masuk ke bursa. Ditandai dengan
Pakdes 88 inilah, dunia pasar modal Indonesia mulai aktif hingga
sekarang.
Dari indikator perkembangan Pasar Modal Indonesia, dapat dilihat
bahwa dari waktu ke waktu kapitalisasi dan jumlah emiten menunjukkan
perkembangan dengan tren yang cukup pesat. Dari nilai hanya US$ 253 juta
di tahun 1988 menjadi US$ 128 miliar pada akhir tahun 2006, dengan
jumlah emiten yang hanya 24 sampai menjadi lebih dari 15 kali lipatnya
(350). Pertumbuhan yang cepat tersebut telah memicu peringkat relatif
Indonesia ke tingkat yang semakin tinggi dalam kancah konstelasi Pasar
Modal dunia.